Tulisan ini agak panjang dan bertele-tele. Kalau tidak suka membaca, jangan diteruskan. OK?
Assalamu'alaikum.
Siapa yang tak kenal operator madrasah/sekolah? Sudah pasti semua sudah kenal dengan yang namanya operator (ngarep). Dengan penampilan yang khas, yaitu bawa-bawa tas ke mana pun ia pergi (kalau lagi pergi), membuat sang operator mudah dikenali (kayak nya). Meski pun Si Bolang juga bawa tas ke mana-mana. Tapi Si Bolang bukan operator.
Yang lebih pasti lagi cara mengidentifikasi kalau seseorang itu sebagai operator adalah dengan melihat SK-nya. Tapi cara itu terlalu kuno. Orang yang lulusan perguruan tinggi fiktif dan tidak terdaftar pun pasti bisa tahu kalau dengan cara melihat SK-nya. Yang dimaksud adalah dengan cara yang sedikit canggih, yaitu dengan cara melihat isi tas yang dibawanya.
Di dalam tas seorang operator itu ada laptop/notebook beserta chargernya, berkas data, sambungan terminal listrik, modem, flashdisk, stapler (hekter), whole pad (pembolong kertas), cap, alat tulis, kamera digital, dan amplop (kosong). Jika semua itu terlalu lebay, kalimatnya bisa disederhanakan menjadi laptop dan perangkat lainnya. Maka, jika ada orang membawa tas yang isinya seperti yang disebutkan tersebut, bisa dipastikan bahwa dia adalah seorang operator.
Namun tetap saja kurang meyakinkan kalau yang bawa tas berisi laptop itu adalah seorang operator. Uraian di atas cuma sebagai upaya penggiringan opini. Yang benar itu don't judge a book from it's cover. Jangan menilai seseorang sebagai operator karena laptop yang dibawanya. Karena kalau tidak, semua orang yang bawa laptop adalah operator. Kalau begitu SPG "COLUMBIA" juga adalah operator karena bawa laptop untuk ditawar-tawarkan. Terus siswi-siswi SMEA (dibaca: SMK Kelompok Bisnis dan Manajemen) yang bawa laptop ke sekolahnya juga adalah operator? Terus muridnya di SMEA itu siapa? Tapi asyik juga tuh kalau SPG sama siswi SMEA pada jadi operator. Biar kegiatan refreshing operator itu tidak "touring lagi... nguseup lagi..." (hehe heureui, peace...).
Intinya, operator madrasah itu mulai diakui keberadaannya, minimal oleh para guru di tempat operator itu bekerja (mulai serius nih). Terutama oleh guru yang bersertifikat dan guru penerima tunjangan fungsional. Berkaitan dengan guru tersebut, mungkin keberadaan operator bukan diakui lagi, melainkan dibutuhkan (Alhamdulillah, ternyata masih ada yang merasa butuh operator madrasah).
Selain berhubungan dengan para guru, kinerja operator madrasah juga erat kaitannya dengan pendataan siswa. Dengan pendataan yang dilakukannya, bisa menentukan siswa menerima bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah. Termasuk di dalamnya adalah bantuan bagi siswa miskin (Tenang nak, operator juga bukan orang kaya. Terus semangat belajarnya...). Dengan demikian, tugas yang diembanya tidak kalah mulia dari tugas seorang guru (menurut operator).
Kalau guru dikenal sebagai "Pahlawan tanpa Tanda Jasa", maka operator pun demi meluruskan tugas mulianya harus memperkenalkan dirinya sebagai "Pahlawan tanpa Tanda Cela" (maksudnya tidak suka mencela dan tidak tercela). Lebih baik entri data dari pada mencela. Lebih baik bekerja Ikhlas Beramal dan suka rela supaya tida tercela (maksa...).
Selama kuota data masih ada dan signal jaringan masih mucul, operator madrasah terus melakukan input data (loading tak surutkan semangat). Selama mata masih bisa "beunta" dan listrik PLN menyala, operator madrasah terus mengetikkan huruf-huruf dan angka-angka. Meski pun terasa lelah dan perut keroncongan, operator madrasah pun istirahat dan makan dulu (operator juga manusia, harus jaga kesehatan, hehe...).
Tak peduli keadaan cuaca panas maupun hujan. Tak peduli dana BOS cair maupun belum. Tak peduli operator kecamatan dihapus sekali pun. Tak peduli Prabowo maupun Jokowi presidennya. Tak peduli KPK atau Polri pemenangnya. Tak peduli Persib tak lolos Liga Champions Asia. Tak peduli PSSI dibekukan atau tidak. Tak peduli Bank Mandiri dan BNI jadi merger atau tidak. Tak peduli tokobagus.com dan berniaga.com akhirnya sama-sama jadi olx.co.id. Tak peduli NISN selamanya pun tak muncul di EMIS online. Tak peduli petisi segelintir orang terkait penghapusan aplikasi Padamu. Dan tak peduli dengan orang yang bilang tak peduli. Demi madrasah yang populis, berkualitas dan Islami, operator madrasah tetap fokus bekerja. Demi madrasah yang lebih baik, operator madrasah tetap semangat kelola data madrasah.
Semoga para operator madrasah selalu diberikan kesehatan dan kelancaran dalam menjalani aktifitasnya. Senantiasa mendapatkan rizki yang halal dan berkah. Semoga semakin dikuatkan keimanan dan ketaqwaannya. Selalu diberi kesabaran, keikhlasan, dan tetap rendah hati.
Demikian posting ini ditulis untuk sedikit ikut memperkenalkan operator madrasah. Kalau tulisan ini dinilai jelek, ingat...... jangan mencela, hehe.
Wassalam.
ADS HERE !!!