Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu. Semua terjadi atas
kehendak-Nya. Apabila Dia menghendaki sesuatu maka jadilah. Berdoa lah
kepada-Nya, pasti akan dikabulkan.
Sekarang ini menginjak 6
bulan dana BOS Madrasah belum cair. Yang kita tahu, keterlambatan
tersebut disebabkan tidak siapnya Kemenag dalam menerapkan sistem baru
dalam pengelolaan dana BOS ini. Tapi, apakah hanya karena itu
penyebabnya? Rasanya bukan. Itu hanya lah hal yang terlampau kecil jika
dibandingkan dengan kekuasaan Alloh SWT.
Ini sudah menjadi
kehendak Yang Maha Kuasa. Kita sebagai makhluk-Nya tidak tahu mengapa
Alloh berkehendak demikian. Ikhtiar demi ikhtiar sudah dilakukan. Mulai
dari doa-doa guru madrasah, hingga audiensi (demo) yang dilakukan di
tingkat kabupaten hingga pusat. Revisi demi revisi LPJ pun telah
diselasaikan. Meski kita belum tahu apakah akan ada revisi selanjutnya. Namun tetap saja, BOS madrasah tak kunjung cair.
Akibat keterlambatan BOS ini, sampai-sampai banyak guru madrasah yang merasa terdzolimi. Sehingga dengan berusaha dan berdoa semampunya, guru-guru ini berharap BOS segera cair. Namun memasuki pekan keempat di bulan keenam ini, dana BOS Madrasah ini tetap tak cair. Bukannya doa orang terdzolimi itu makbul?
Sekali lagi, sebagai makhluk, kita sungguh tidak tahu dengan rencana Alloh SWT. Kita hanya dianjurkan untuk selalu berbaik sangka (husnudhon) kepada-Nya. Namun untuk berhusnudhon itu, bukan lah perkara gampang dilakukan. Bahkan oleh guru madrasah sekali pun, yang diyakini memiliki kompetensi lebih di bidang religi. Dikatakan demikian, karena di madrasah memiliki kurikulum pendidikan agama yang bobotnya lebih banyak dibanding di sekolah umum.
Mungkin tak ada salahnya di bulan yang baik ini, kita sebagai guru madrasah mulai melakukan introspeksi diri. Misalnya mulai dengan kegiatan kita sebagai guru madrasah. Apa kah kita sudah dengan benar melakukan aktifitas kita sebagai guru madrasah? Apa kah kita selalu tepat waktu untuk datang ke madrasah? Apa kah kita selalu memberi contoh baik kepada anak didik kita? Jika salah satunya tidak atau belum kita lakukan, maka kita bisa beristighfar. Semoga Alloh selalu membukakan pintu maafnya dan mengabulkan doa-doa kita.
Hal tersebut mungkin bisa dilakukan di waktu sekarang ini. Kita pasti tak ingin gara-gara terlambatnya BOS ini, kita menjadi sosok yang kasar. Kita tak ingin kita menjadi orang yang gemar mengumpat. Kita tak ingin kita menjadi orang yang kerap mengumbar amarah. Sebaliknya, meski dalam masa-masa sulit ini, kita tetap ingin menjadi sosok yang pantas dicontoh oleh anak didik kita. Mulai dari pemikiran, tutur kata, hingga tindakan yang kita lakukan.
Semoga saja kita selalu yakin bahwa segala sesuatu adalah atas kehendak Yang Maha Pencipta. Sebagaimana pun ikhtiar yang kita lakukan, hasilnya Alloh yang menentukan. Semoga saja ada hikmah yang terbaik yang diberikan oleh Alloh SWT. Khususnya bagi guru madrasah. Ammin.